Jumat, 27 September 2013

MERDEKA

MERDEKA!!! MERDEKA!!! MERDEKA!!!

MERDEKA adalah sebuah cita-cita
MERDEKA adalah sebuah impian
MERDEKA adalah sebuah idaman
MERDEKA adalah sebuah cinta
MERDEKA adalah sekumpulan asa yang memeluk erat tubuh manusia

Tapi MERDEKA adalah sebuah kata
MERDEKA adalah sebuah wacana belaka
MERDEKA adalah isapan jempol semata
MERDEKA adalah sebuah simbolisasi dari kemunafikan yang ada
MERDEKA hanyalah milik para raja dunia

Lalu, apa itu MERDEKA???
MERDEKA adalah sebuah TANDA TANYA

Malang, 24 September 2013
Angga Nofianto
Baca Selengkapnya . .

Selasa, 13 Agustus 2013

HERODES ANTIPAS


(Sebuah Biografi)
Oleh: Angga Nofianto

Herodes Antipas (ourladystears.blogspot.com)
Latara Belakang Keluarga
            Herodes Antipas lahir dalam tahun 22 SM. Ia adalah seorang Galilea. Ia lahir dengan latar belakang keluarga yang memiliki andil besar dalam perpolitikan Romawi pada saat itu. Ayahnya, Herodes Agung, merupakan gubernur Galilea (tahun 47 SM), lalu menjadi raja Yudea (41-40 SM), penguasa Yerusalem (37 SM), kemudian penguasa Samaria dan banyak kota lain termasuk Yerikho, sampai saat ia meniggal (4 SM). Ibunya bernama Malthake. Antipas juga merupakan adik dari Arkhelaus yang menjadi penguasa atas Yudea, Samaria, dan Idumea (4 SM).
Baca Selengkapnya . .

Selasa, 21 Mei 2013

AKULAH ILALANG


Akulah ilalang muda, yang sedang belajar menjadi dewasa. Mengakarkan diri pada suatu dasar esensi untuk membentuk suatu karakter diri. Akulah ilalang yang rapuh, yang rentan terhadap rayuan dunia yang menawarkan sejuta euforia. Akulah ilalang itu yang berjuang memperkuat akar dalam kotak pesemaian.

Akulah ilalang itu dalam suatu kancah realita dunia penuh tanya. Akulah yang kerap tak tahu akan bertumbuh seperti apa, dan hanya bisa membuka diri terhadap rombakan tangan Sang Penyemai. Akulah ilalang dalam kotak pesemaian yang dirubah dari tak berarti menjadi berarti.

Akulah ilalang liar, tapi tak akan lagi menjadi rumput liar. Akulah ilalang yang akan menjadi bagian yang turut memerindah kehidupan.


 
Malang, 3 Februari 2013
Angga Nofianto

Baca Selengkapnya . .

Jumat, 12 April 2013

MEMELUK HAKIKAT PENGETAHUAN

(Belajar Epistemologi bersama Platon)
Oleh: Angga Nofianto
Platon (www.religiousverse.com)
Pengantar
           
            Dewasa ini, pengetahuan merupakan suatu hal yang penting dan mendasar bagi kehidupan manusia. Begitu pentingnya pengetahuan sampai-sampai ia menjadi “tuan” yang menguasai setiap aspek di dalam kehidupan manusia, baik itu kehidupan ekonomi, sosial, budaya, politik, seni, maupun kehidupan religius. Bahkan, tidak mengherankan bahwa saat ini pengetahuan sudah menjadi patokan mutlak, untuk menilai seberapa besar kualitas dari masing-masing pribadi. Sehingga, munculah suatu istilah yang dicetuskan oleh Sir Francis Bacon seorang filsuf Inggris (1561-1626) bahwa “Knowledge is Power,”[1] yang semakin mempertegas wibawa pengetahuan sebagai “tuan” atas kehidupan.
            Akan tetapi, pengetahuan itu merupakan suatu hal yang sangat kompleks. Maka, muncullah pembagian-pembagian dalam diri pengetahuan[2], yang bertujuan mempermudah manusia dalam mempelajari serta mendalami suatu hal secara khusus. Melihat begitu kompleksnya pengetahuan dan begitu pentingnya posisi pengetahuan dalam kehidupan, lalu munculah pertanyaan, apa hakikat dan tujuan dari dari adanya pengetahuan itu sendiri? Berangkat dari pertanyaan tersebut, dimulailah ranah pemikiran filsafat Platon tentang hakikat dari pengetahuan.

Baca Selengkapnya . .

RELASI RASIONAL ANTARA PENCIPTA DAN CIPTAAN

(Belajar Kosmologi bersama Thomas Aquinas)

Oleh: Angga Nofianto
Thomas Aquinas (mises.org)

I. Pengantar

            Alam semesta merupakan suatu tema pemikiran filosofis yang tiada hentinya. Dikatakan demikian karena sejak masa Yunani kuno hingga dewasa ini tema tersebut masih saja hangat untuk diperbincangkan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa kita ada dan hidup di dalam alam semesta, maka suatu hal yang bijak bila kita mengenal secara mendalam tempat di mana kita bereksistensi. Di samping itu, alam semesta penting untuk dibicarakan karena sebagai sesuatu hal yang besar alam ini menyimpan bayak sekali misteri. Misteri-misteri yang ada ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam kaitannya dengan Tuhan sebagai penciptanya. Eksistensi dari Tuhan dan kaitan atau hubungan antara Tuhan dan ciptaan-Nya inilah yang akhirnya melahirkan pemikir-pemikir besar abad pertengahan dan patristik. Sebagai contoh seperti Johannes Scotus Eriugena (810-877), Anselmus dari Canterbury (1033-1109), Petrus Abelardus (1079-1142), Bonaventura (1221-1274), Albertus Agung (1205-1280), dan Thomas Aquinas (1225-1274).
            Berangkat dari hal tersebut, maka muncullah pertanyaan mendasar mengenai bagaimana eksistensi dari Tuhan itu dapat dijelaskan secara rasional dan di mana letak hubungan antara Pencipta dan ciptaan-Nya? Untuk menjawab hal tersebut maka melalui sudut pandang pemikiran Thomas Aquinas, kita bersama-sama akan belajar dan mendalami tentang kosmologinya.
Baca Selengkapnya . .

Minggu, 17 Maret 2013

GOLGOTA



Golgota kini diselubungi                    
Kesunyian……
                        Keheningan
                        Membisu tanpa kata
Kini semua mata hanya terarah kepada Kristus yang terpaku di salib
Mata yang memandang hina Kristus
Mata yang penuh
                        Ejekan….
                        Celaan….
                        Cemoohan…
                        Cercaan…..
Kita tidak menyadari segala kedosaan yang telah diperbuat
Hati kita telah dibaluti
                        Egoisme..
                        Kemunafikan…
                        Cinta diri…
Kita tidak menyadari cinta Kristus
Cinta tanpa kemunafikan
Cinta yang tidak mementingkan diri sendiri
Cinta yang penuh pengorbanan
Cinta yang membawa Ia kepada Salib
Golgota….
                        Golgota…..
Kini engkau menjadi saksi penyaliban Kristus
Kini engkau menjadi saksi, keegoisan, kemunafikan, kedosaan manusia
                        Golgota..
                        Golgota….
Engkau kian mencekam dikala bumi diliputi kegelapan
Dikala Tabir Bait Allah tercarik dua
Manusia diselubungi ketakutan dikala menyaksikan peristiwa yang tak lazim ini.
                        Golgota..
                        Golgota…
Masih adakah seberkas cinta untuk Kristus yang tersalib?
Masih adakah rasa penyesalan dalam diri umat manusia untuk Kristus?
Masih adakah kata tobat dari umat manusia untuk Kristus yang terpaku pada salib?
 


                                                                                    Malang, 2012
Fr. Yoldi Diaz, CDD
Baca Selengkapnya . .

Rabu, 16 Januari 2013

MEMBUKA SELUBUNG MITOS PESUGIHAN GUNUNG KAWI: TRADISI NGALAP BERKAT

(PERSPEKTIF FILSAFAT MIRCEA ELIADE)

Oleh: Nikolaus Ena

Abstraksi
Gunung Kawi (halomalang.com)
Gunung Kawi tidak hanya sebagai obyek wisata, tetapi juga sebagai tempat peziarahan dengan melakukan ritual di pasarean  atau makam Mbah Jugo dan Mbah Imam Sujono. Pesugihan Gunung Kawi merupakan suatu tradisi kepercayaan kuno yang berkembang hingga sekarang. Banyak orang percaya ketika mengadakan ritual di tempat ini akan memperoleh berkat pesugihan atau kekayaan (ngalap berkat). Rasa sugesti orang-orang yang berkunjung ke tempat ini merupakan landasan yang menjadi stigma yang dominan dan sangat  melekat. Berdasarkan konsep ini maka menarik perhatian publik, sehingga orang berbondong-bondong berziarah ke Gunung Kawi terutama berasal dari etnis Tionghoa. Doa dan ritual ini dilakukan pada tiap  malam Jumat Legi dan satu Suro (Muharam). Tempat pesugihan Gunung Kawi itu memang unik. Bila keunikan ini dihubungkan dengan keyakinan memang sulit dijelaskan. Namun mitos pesugihan Gunung Kawi ini diyakini oleh banyak orang, bahkan telah menjadi suatu culture masyarakat Malang dan sekitarnya. Tulisan ini ditinjau dari perspektif filsafaf Mircea Eliade untuk mengungkapkan fenomena di balik mitos pesugihan Gunung Kawi.
Kata kunci: Gunung Kawi, pesugihan, ritual, Mbah Jugo, Mbah Imam Sujono, etnis Tionghoa, Jumat Legi, Satu Suro (Muharam), filsafat Mircea Eliade.
Baca Selengkapnya . .

Selasa, 08 Januari 2013

PELANGGARAN HAM DI INDONESIA


(TELAAH DAN KRITIK PERSPEKTIF FILSAFAT THOMAS HOBBES)
Oleh: Nikolaus Ena


1.      Latar Belakang
tabloidjubi.co
     Sejarah perjalanan bangsa Indonesia telah mencatat banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu diantaranya persoalan ekonomi agama, politik pendidikan, terorisme, HAM, dll. Persoalan-persoalan itu tak terselesaikan secara baik dan benar. Adanya tumpang tindih persoalan yang satu di atas persoalan yang lainnya. Yang satu belum terselesaikan sudah ada persoalan yang baru. Hal ini menunjukkan lemah dan rapuhnya otoritas penguasa. Akibatnya, Hak Asasi Manusia turut terseret ke dalam jurang penindasan, perbudakan dan pemerasan serta perampokan. Kebebasan kodarti manusia dilucuti, ditelanjangi oleh manipulasi berbagai pihak dengan praktek yang tidak sehat.
       Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia itu. Hak semacam ini dalam Hobbes dikatakan hak kodrati. Hak ini tidak diberikan oleh kelompok masyarakat, tetapi karena martabatnya sebagai manusia. Hormat terhadap hak-hak asasi dilihat sebagai perwujudan konkret dan pengakuan istimewa atas martabat manusia yang patut dijunjung tinggi sebagai norma obyektif tingkah laku moral-politik dalam relasi. Hak ini melekat pada diri seseorang yang tak bisa diambil, diganyang dan dimanipulasi oleh siapapun. Sumber langsung dari Hak Asasi Manusia adalah martabat (nilai luhur). Dengan demikian, orang lain perlu menghormatinya, termasuk negera. Dalam Hobbes, hak istimewa menyerukan dengan jelas. Diskusi tentang HAM adalah diskusi tentang manusia dalam kodartnya. Kodrat yang dimaksud adalah the state of nature. Siapakah manusia dalam kondisi naturalnya. 
     Alasan pemilihan judul ini, karena didasarkan pada fenomena pelanggaran HAM di Indonesia yang menunjukkan negara tidak mengakui martabat manusia. Menjadi pertanyaan; Dimanakah kedudukan HAM sebagai hak, dimanakah universalitas dan relativitasnya.
Uraian berikut memberikan suatu pencerahan tentang pandangan Hobbes yang berkaitan dengan hak kodrat manusia yang pada dasarnya harus dijunjung tinggi. Namun dalam pelaksanaannya berbeda. Hak kodrat ini diselewengkan oleh orang dan golongan tertentu karena adanya kepentingan, seakan-akan negara ini hak milik perorangan atau kelompok tertentu. Supremasi hukum ditunggangbalikan oleh praktek uang. Hal ini menunjukkan kerapuhan dan lemahnya otoritas pemerintah.
Baca Selengkapnya . .

Rabu, 02 Januari 2013

ILIAS: PERTAUTAN CINTA, KEKUASAAN, DAN KEPAHLAWANAN


(ULASAN  SINGKAT MITOLOGI YUNANI)

Oleh: Klementius Ruslin



1.   Pengantar
Achilles_Triumphant (zenpundit.com)
Tulisan ini mengulas secara singkat mitologi Yunani yang berjudul “ILIAS.” Mitologi ini menceritakan kisah Perang Troya. Perang Troya  terjadi antara dua kerajaan Yunani kuno yakni Troya dan Akaia. Awalnya, kedua kerajaan ini hidup dalam nuansa kedamaian. Ada dan berdirinya kedua  kerajaan ini berkat kehendak dan restu dewa dan dewi. Mereka menghendaki kedua kerajaan ini hidup dalam ketentraman. Akan tetapi, ulah  mereka pulalah yang memicu permusuhan antara dua kerajaan ini. Akhirnya, terjadilah perang antara kedua kerajaan ini untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Baca Selengkapnya . .