Rabu, 02 Januari 2013

ILIAS: PERTAUTAN CINTA, KEKUASAAN, DAN KEPAHLAWANAN


(ULASAN  SINGKAT MITOLOGI YUNANI)

Oleh: Klementius Ruslin



1.   Pengantar
Achilles_Triumphant (zenpundit.com)
Tulisan ini mengulas secara singkat mitologi Yunani yang berjudul “ILIAS.” Mitologi ini menceritakan kisah Perang Troya. Perang Troya  terjadi antara dua kerajaan Yunani kuno yakni Troya dan Akaia. Awalnya, kedua kerajaan ini hidup dalam nuansa kedamaian. Ada dan berdirinya kedua  kerajaan ini berkat kehendak dan restu dewa dan dewi. Mereka menghendaki kedua kerajaan ini hidup dalam ketentraman. Akan tetapi, ulah  mereka pulalah yang memicu permusuhan antara dua kerajaan ini. Akhirnya, terjadilah perang antara kedua kerajaan ini untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

1I. Tokoh dan Alur Cerita
2.1. Tokoh
            Setiap cerita fiksi maupun nonfiksi memiliki tokoh dalam cerita. Para tokoh ini bertindak sebagai pemeran utama dan pemeran pendukung. Ada dua aspek penting dalam pemeran cerita yakni  protagonis dan antagonis[1].  Dalam “ILIAS”  terdapat dua aspek ini. Ada pemeran yang bertindak sebagai pemeran utama dan pemeran penentang. Untuk peran dewa dan dewi, penulis tidak dapat menggolongkanya, karena peran mereka seimbang.
a.   Peran protagonis  dilakoni oleh Paris dan Helena. Pihak Paris didukung oleh , Raja Priamus, Hektor, Aeneas, Telefos dan lain-lain.
b.   Peran antagonis dilakoni Raja Menelaos dan seketunya yakni Odiseus, Akhiles, Agamemon, Ajaks dari Salamis dan Ajaks Putera Oileus, Raja Lokris dan lain-lain.

2.2. Alur Cerita
2.2.1.   Asal-muasal Cerita “ILIAS”
Siapakah orang Troya dan Akaia dalam “ILIAS”? Di masa lampau, ketika bumi dihuni oleh ras para pahlawan dongeng, di pantai timur Laut Aegea berdiri sebuah  kota yang diperintah oleh Raja Priamus Troya[2]. Dalam legenda dikatakan, bahwa orang Troya juga merupakan orang Yunani. Dikatakan juga bahwa Troya merupakan kota kesayangan  dari para dewa terutama  Zeus. Sebab Zeus  secara langsung telah memprakarsai berdirinya Troya  dari orang-orang Kreta. Mereka hijrah dari pulaunya, karena kekeringan. Priamus adalah raja terakhir Troya. Raja Priamus beristerikan  Hakabe dan memiliki sembilan belas putera. Si sulung bernama Hektor  dan  yang kedua adalah Paris.
Orang Akaia adalah mereka yang menghuni daratan Yunani yang sekarang disebut orang-orang Yunani. Dulu, mereka tidak dikenal dengan nama itu. Menurut Homerus pujangga besar perang Troya, sebagai orang Yunani hanyalah Akhiles dan orang-orang Mirmidonya. Adapun orang-orang  yang berjuang di sampingnya disebut orang-orang Akaia, atau kadang-kadang “Argive” atau Danaid, tetapi tidak pernah Yunani.[3] Akaia diperintah Menelaus, sebelumya diperintah oleh  Raja Tindarus, ayah dari Helena. Dewa Zeus mencintai Leda istri dari  Tindarus dan mempunyai anak bernama Helena. Helena adalah puteri Zeus yang berparas cantik.
Petaka kehancuran Troya berawal dari kelahiran Paris. Hakabe isteri Priamus mendapat mimpi buruk seputar kelahiran anaknya. Dia berkata, bahwa kelahiran anak ini justru akan mendapat petaka bagi Troya. Raja Priamus menanggapi cerita mimpi sang isteri dan berkonsultasi kepada Orakel. Hasil dari pertemuan ini memutuskan, bahwa bayi Paris harus dibunuh. Priamus menyerahkan bayi itu kepada  Agelaus untuk dibunuh. Tetapi, fakta berbicara lain. Agelaus justru membesarkan Paris, hingga dewasa dan memberitahukan identitasnya sebagai putera mahkota Troya.
Akhirnya, Paris tinggal bersama sang ayah dan ibu di Kerajaan Troya. Priamus mengabaikan peringatan Kassandra[4] tentang bencana yang akan menimpa Troya, apabila Paris dibiarkan hidup dan tinggal di Troya. Raja Priamus menepis ramalan Kassandra dan tetap membiarkan Paris tinggal di Kerajaan Troya.

2.3.2. Pokok Persoalan (inti masalah)
Paris tumbuh menjadi seorang kesatria yang tampan rupawan. Pada peristiwa pernikahan Tetis dewi laut dan Peleus. Eris dewi perselisihan melempar apel emas dipernikahan Peleus dan Tetis. Apel emas itu bertuliskan: “Untuk yang tercantik” dan membuat tiga Dewi Olympos (Hera, Atena, Afrodit) bertengkar memperebutkannya. Paris Putera mahkota Kerajaan Troya ditunjuk oleh Zeus, sebagai hakim yang memutuskan akan diberikan kepada siapa apel emas itu. Mengapa Paris yang dipilih dan diberi mandat untuk memutuskan? Hanya Zeus yang mengetahui alasan sebenarnya, karena dia sendiri yang menunjuk Paris.
 Dewi Afrodit terpilih. Afrodit dewi cinta menjanjikan Helena, wanita tercantik di dunia kepada Paris. Apabila, pemuda itu memberikan apel emas kepadanya. Walaupun, saat itu Helena sudah menjadi istri Raja Menelaos (KerajaanYunani). Tetapi, dengan kekuatannya  Dewi Afrodit membuat Helena takluk pada getaran cinta Paris.
Menelaos Raja Sparta, suami Helena pergi ke Kreta untuk upacara perkabungan kakeknya, saat Paris melawati kerajaannya. Raja Menelaos meninggalkan Helena berdua dengan Paris di Sparta. Sejak awal perjumpaan Helena sudah menaruh rasa cinta kepada Paris. Gelora cinta Helena ditanggapi Paris dengan pendekatan-pendekatan cinta. Melalui perjumpaan-perjumpaan mesrah, cinta pun bersemi indah dalam diri kedua insan ini. Kesempatan itu digunakan oleh Paris untuk membujuk dan membawa kabur Helena.
Raja Menelaus  menjadi berang atas peristiwa ini. Dia menganggap tindakan Paris sebagai suatu bentuk pengkhianatan. Segala kebaikan Menelaus dibalas dengan kejahatan yang tidak dapat diterima secara akal sehat. Helena isterinya dibawa lari bersama harta kekayaan kerajaan.
 Menelaus merencanakan perang terhadap Troya. Dia mulai membentuk sekutu untuk melawan Troya. Dia memanggil Odiseus, Akhiles, Agamemon, Ajaks dari Salamis dan Ajaks Putera Oileus, Raja Lokris dan lain-lain. Dukungan juga datang dari Zeus dan dewi-dewi. Mereka menakdirkan dan merencanakan Perang Troya harus terjadi. Bumi sudah semakin banyak dihuni oleh manusia. Demi meringankan beban bunda bumi harus ada perang besar untuk mengirim sejumlah manusia ke Hades.  Akhirnya, terjadilah perang Troya.

2.3.3. Klimaks
Untuk mendapat Helene kembali, pasukan Yunani melakukan ekspedisi besar-besaran di bawah komando saudara Raja Menelaos yakni Agamemon, raja Argos atau Mykenai. Tetapi, pihak Troya tidak mau menyerahkan Helene, sehingga pasukan Yunani harus menggunakan cara perang.[5]
Perang Troya berlangsung selama sepuluh tahun. Perang Troya mengisahkan beberapa peristiwa yakni persilisihan antara Agamemnon dan Akhilles yang merupakan salah satu prajurit Yunani terhebat. Kematian Patroklos, sahabat dan kekasih pria Akhilles, yang mengabaikan nasehat Akhilles, hingga Patroklos dibunuh oleh Hektor putra sulung Priamos. Akhilles marah dan membalas membunuh Hektor. Setelah, Hektor meninggal. Troya dibantu oleh dua sekutu tambahan yaitu Penthesileia, ratu suku Amazon, dan Memnon raja Ethiopia dan putra Eos dewi fajar. Akhilles membunuh keduanya, namun kemudian Paris berhasil membunuh Akhilles dengan cara memanahnya di bagian tumitnya. Tumit Akhilles adalah satu-satunya bagian tubuhnya yang tidak kebal terhadap senjata manusia.
Sebelum menaklukan Troya, pasukan Yunani harus terlebih dahulu mengambil Palladium (patung kayu Athena) dari kuil di Troya. Bantuan dewi Athena, pasukan Yunani membuat sebuah kuda kayu raksasa dan berpura-pura pergi dari Troya. Sebenarnya Kassandra putri Priamos sudah memeringatkan bahwa kuda itu berbahaya, akan tetapi rakyat Troya dipengaruhi oleh Sinon. Orang Yunani yang berpura-pura telah melepaskan diri dari pasukan Yunani.
Rakyat Troya pun membawa kuda itu masuk ke dalam kota sebagai persembahan untuk ddwi Athena. Laokoon seorang pendeta mencoba menghancurkan kuda itu, akibatnya dia tewas dimakan oleh ular laut kiriman Poseidon. Pada malam harinya, armada Yunani kembali ke Troya. Sementara para prajurit Yunani yang berdiam dalam kuda kayu keluar dan membuka gerbang Troya. Malam itu pun menjadi malam kehancuran untuk Troya. Priamos dan semua putranya dibantai, sedangkan semua wanita Troya dijadikan budak dan dijual ke berbagai kota di Yunani.[6]
Menarik diakhir perang ini. Raja Menelaus dapat berjumpa dengan Helena. Dia ingin membunuh Helena. Tetapi, rasa cintanya masih tersisa kepada Helena. Raja Menelaus menggamit dan memboyong Helena ke kapalnya. Akibat perang ini adalah kemenangan diraih oleh para pahlawan dari Akaia dan kekalahan berada di tangan Troya.





DAFTAR PUSTAKA

Http://www.google.co.id/perang troya, diakses 20-9-2012.

Tim Penyusun Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

Menelaos, Stephanides. Mitologi Yunani ILIAS, terj. Atifa Isanti. Jakarta:  Pustaka Grafiti Isanti. 1992

Pandor, Pius, CP.  Diktat Kuliah Sejarah filsafat Yunani Kuno. Malang: STFT Widya Sasana. 2013.

Samuel, Butler. The Iliad of Homer, terj. A. Rachmatullah. Jakarta: Oncor Semesta Ilmu. 2011.


 

[1]Bdk. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, hlm 55 dan 899. Antagonis adalah tokoh dalam karya sastra yang merupakan penentang  dari tokoh utama;tokoh lawan. Protagonis adalah tokoh utama dalam cerita rekaan.
[2]Menelaos & Yannis Stephanides, Mitologi Yunani ILIAS, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1992, hlm. 3.
[3]Ibid. hal. 4.
[4] Kassandra adalah puteri Primus. Dia amat cantik seperti dewi, sehingga membuat Dewa Apolo jatuh cinta kepadanya.
[5]http://www.google.co.id/perang troya, diakses.20-9-2012.
[6]Bdk.A. Rachmatullah, penerj.The Iliad of Hommer.Jakarta: PT Oncor Semesta Ilmu, hlm 181.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar