(Sebuah
Biografi)
Oleh: Angga Nofianto
Herodes Antipas (ourladystears.blogspot.com) |
Latara Belakang
Keluarga
Herodes Antipas lahir dalam tahun
22 SM. Ia adalah seorang Galilea. Ia lahir dengan latar belakang keluarga yang
memiliki andil besar dalam perpolitikan Romawi pada saat itu. Ayahnya, Herodes
Agung, merupakan gubernur Galilea (tahun 47 SM), lalu menjadi raja Yudea (41-40
SM), penguasa Yerusalem (37 SM), kemudian penguasa Samaria dan banyak kota lain
termasuk Yerikho, sampai saat ia meniggal (4 SM). Ibunya bernama Malthake. Antipas
juga merupakan adik dari Arkhelaus yang menjadi penguasa atas Yudea, Samaria,
dan Idumea (4 SM).
Keagamaan
Dalam hal keagamaan, Herodes Antipas
adalah seorang Yahudi. Dia memihak rakyat Yahudi dalam menentang Pilatus yang
akan mendirikan sebuah kuil berhala di Yerusalem, dan ia juga menghadiri
perayaan Paskah yang diadakan di kota itu (Bdk. Luk 23: 7).
Pernikahan
Ketika itu, Antipas pergi ke Roma dan di
sana ia tinggal bersama saudara tirinya, Herodes Filipus I, yang hidup sebagai
warga negara sipil. Di sana ia bertemu dengan Herodias. Herodias adalah istri
Herodes Filipus I yang merupakan putri dari saudara tirinya yang lain,
Aristobulus ( Bdk. Mat 14: 3; Mrk 6: 17; Luk 3: 19). Herodes Filipus I hanya
muncul dalam Injil dan tidak boleh disamakan dengan Raja Filipus penguasa
wilayah. Melalui perjumpaan itulah kemudian Antipas jatuh cinta kepada
Herodias. Antipas segera berniat menceraikan istrinya, putri seorang raja Arab,
Aretas. Putri Aretas yang mencium niat Antipas, melarikan diri ke kerajaan
ayahnya, yang kemudian segera menyatakan perang dengan Antipas.
Herodes Antipas kemudian menikahi
Herodias dan tetap memertahankan pernikahannya. Mereka menetap di Tiberias
bersama dengan putri Herodias, Salome. Diperkirakan pada saat itulah Antipas
pergi ke benteng Makerus di Perea agar dapat mengamati khotbah-khotbah Yohanes
Pembaptis dengan lebih baik. Antipas nampaknya menghargai keluguan nabi ini,
walaupun ia mengecam kesalahan-kesalahannya dengan terus terang. Akibat dari
kecaman yang dilontarkan oleh Yohanes, Herodias merasa sangat berang dan sakit
hati. Sehingga, pada saat pesta ulang tahun Herodes di mana Salome berhasil
menghibur hati Herodes, dan menjajikan akan menuruti apapun yang diminta olehnya,
Herodias berhasil membuat Yohanes dibunuh. Antipas terlalu lemah untuk
menyelamatkan nyawa Yohanes Pembaptis yang telah mengatakan kebenaran kepadanya
(Bdk. Mat 14: 1-12; Mrk 6: 14-29; Luk 3: 19). Antipas juga muncul sebagai orang
yang mengadili Yesus ketika akan disalib (Bdk. Luk 23: 7-12).
Karier
Antipas hidup dalam tahun 22-39 SM.
Ia mulai terjun langsung ke dunia
perpolitikan dalam tahun 4 SM. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia tergolong
pemimpin yang otoriter dan kejam. Selain daripada itu, ia merupakan tokoh yang
memiliki watak licik, tamak, dan tidak bermoral. Dari cerminan wataknya
tersebut maka Yesus menyebutnya dengan julukan “si serigala” (Bdk. Luk 13: 32).
Antipas merupakan seorang raja di Galilea dan Perea (4
SM- 39 M). Selama empat puluh tiga tahun masa pemerintahannya, dia telah
membangun sebuah kota di tepi Danau Galilea yang dinamakan Tiberias. Kota
Tiberias adalah pelabuhan utama di Danau Galilea. Gedung-gedung yang indah
dibangun sebagai ibu kota Herodes. Kota tersebut dibangun di atas reruntuhan
sebuah makam kuno, sehingga kaum Yahudi yang fanatik menganggapnya najis dan tidak
berkenan untuk menempatinya. Sebagai seorang pemimpin yang otoriter, Antipas
menempuh jalan kekerasan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Sistem pemerintahan
yang digunakan Antipas meniru sistem pemerintahan Yunani.
Dalam kariernya Antipas cukup
dipengaruhi oleh istrinya, Herodias. Pada tahun 37 SM Agripa I, saudara
laki-laki Herodias dan putra Aristobulus, diangkat oleh Kaisar Caligula menjadi
raja di wilayah yang sebelumnya merupakan wilayah Filipus. Melihat nasib baik
Agripa, Herodias membujuk suaminya agar mengajukan petisi pada kaisar untuk
mengangkatnya menjadi raja. Inilah yang menjadi titik awal kehancuran Antipas. Ketika
dia tiba di Roma dan bertemu dengan Caligula, Fortunatus, seorang wakil Agripa,
menuduhnya telah mengadakan suatu persekongkolan untuk mengkhianati Roma. Caligula
segera memecat Antipas dan membuangnya ke Lyons di Gaul, di mana dia menemui
ajalnya. Setelah itu, wilayah kekuasaannya diambil alih oleh Agripa.
Sumber Pustaka:
http://www.alkitab.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=300,
diakses Kamis, 21 Maret 2013, pkl. 08.45 WIB.
Merrill
C. Tenney. Survei Perjanjian Baru. Malang:
Gandum Mas, 1992.
Njiolah,
P. Hendrik. Pengantar Kitab Suci
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama,
2011.
Xavier
Leon-Dufour. Ensiklopedi Perjanjian Baru.
Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar