Senin, 16 Februari 2015

HAI JIWAKU

 Saat berkabung telah usai
Kegelapan telah dibayar lunas oleh cahaya harapan

Maafkanlah hati yang terluka
Cegahlah air mata tumpah membasahi dunia
Sebab sudah sirna segala derita

Engkau kini telah tiba pada batas asa
Musnahlah segala pedih bersama jiwa yang terbarui
Menjadi musim semi seperti yang telah dinanti

Mengeramlah hai jiwaku
Mengeramlah dalam balutan lembut kesengsaraanmu

Janganlah sesali apa yang telah terjadi
dunia ini bukanlah musuh diri

Bersahabatlah!
Bersahabatlah terhadap sedih dan perih
Maka kemenangan sejati yang akan menjadi jati diri


Malang, 4 Desember 2014
 Angga Nofianto
Baca Selengkapnya . .

HARAPAN


Hai bibir-bibir dunia
Mekarlah senyummu
Tunas harapan telah tumbuh
Memberi semangat baru dalam penziarahan waktu

Engkau yang selama ini menanti
Hilangkanlah sedih dan perih

Kini musim kelabu telah berlalu
Cahayalah yang kan menjadi hari-harimu

Bersorak gembiralah
Alunkanlah senandung nan merdu
Sebab benih kebahagiaan ada di depan matamu


Malang, 02 Desember 2014
 Angga Nofianto

 
Baca Selengkapnya . .

Senin, 14 Juli 2014

AKU DAN PARA RAJA DUNIA


Raja dunia dengan pena sebagai senjatanya
Duduk termenung sambil memikirkan dunia
Kesejateraan rakyat dan kemakmurannya adalah yang utama
Tapi tak bisa dipungkiri diri sendiri dan keluarga ada di atas segalanya

Raja dunia dengan jas dan setelan hitam
Duduk di atas singgasana kenikmatan dan kemakmuran
“Mempertebal perut dan kantong penyimpanan harta,”
begitu katanya entah itu isu atau realita,
sulit tuk membedakannya

Demokrasi adalah jiwa
Bonum commune adalah darah
tapi semua masih dalam rencana
Saat ini, siapa yang berharta melimpah merekalah penentu segalanya

Akulah sang hamba
memikirkan dunia
mungkin masih terlalu jauh dari realita

Saat ini hamba hanya sebatas hamba, katanya
hanya bisa nerimo dan patuh pada petuah para tetua
“Percaya sajalah kepada para raja dunia.
Mereka kan mengusahakan yang terbaik bagi kita rakyatnya.”

Semoga!
Doa yang slalu dipanjatkan dalam setiap detiknya

Tapi dalam hati hamba ini berkata
Zaman telah berubah
Kini setiap orang bisa berpindah kasta
Kaum Sudra tak mustahil menjadi Brahmana

Mungkin keyakinan dan kerja keraslah kuncinya
Kata-kata klasik yang menyimpan sejuta impian dan kekuatan




 Malang, 13 Juni 2014

Angga Nofianto



Baca Selengkapnya . .

Sabtu, 04 Januari 2014

DOA SEBUAH AYUNAN HATI


Oleh: Angga Nofianto


“Bagiku doa adalah ayunan hati, satu pandangan sederhana ke surga, satu seruan syukur dan cinta kasih di tengah percobaan dan di tengah kegembiraan”
(Santa Teresia dari Anak Yesus)

            Berbicara tentang doa, pasti akan terlintas di pikiran kita tentang apa sebenarnya doa itu? Dan mengapa seseorang membutuhkan yang namanya hidup doa? Orang-orang selalu berdoa dalam suasana apa pun. Mereka selalu berdoa tatkala berada dalam suasana bahagia atau pun sedih, tertimpa masalah atau perayaan/pesta, pada saat kelahiran atau saat kematian, selama peperangan atau damai, di dalam mobil atau di dalam Gereja, dalam keadaan miskin atau kaya. Doa seakan-akan mengalir bagaikan aliran darah di dalam tubuh setiap pribadi manusia (Moi 2008: 9). Demikianlah doa tidak bisa lepas dari setiap detik di dalam kehidupan manusia. Manusia selalu membutuhkan doa ibarat suplemen yang berguna sebagai penyehat jiwa.
Baca Selengkapnya . .