Rabu, 16 Januari 2013

MEMBUKA SELUBUNG MITOS PESUGIHAN GUNUNG KAWI: TRADISI NGALAP BERKAT

(PERSPEKTIF FILSAFAT MIRCEA ELIADE)

Oleh: Nikolaus Ena

Abstraksi
Gunung Kawi (halomalang.com)
Gunung Kawi tidak hanya sebagai obyek wisata, tetapi juga sebagai tempat peziarahan dengan melakukan ritual di pasarean  atau makam Mbah Jugo dan Mbah Imam Sujono. Pesugihan Gunung Kawi merupakan suatu tradisi kepercayaan kuno yang berkembang hingga sekarang. Banyak orang percaya ketika mengadakan ritual di tempat ini akan memperoleh berkat pesugihan atau kekayaan (ngalap berkat). Rasa sugesti orang-orang yang berkunjung ke tempat ini merupakan landasan yang menjadi stigma yang dominan dan sangat  melekat. Berdasarkan konsep ini maka menarik perhatian publik, sehingga orang berbondong-bondong berziarah ke Gunung Kawi terutama berasal dari etnis Tionghoa. Doa dan ritual ini dilakukan pada tiap  malam Jumat Legi dan satu Suro (Muharam). Tempat pesugihan Gunung Kawi itu memang unik. Bila keunikan ini dihubungkan dengan keyakinan memang sulit dijelaskan. Namun mitos pesugihan Gunung Kawi ini diyakini oleh banyak orang, bahkan telah menjadi suatu culture masyarakat Malang dan sekitarnya. Tulisan ini ditinjau dari perspektif filsafaf Mircea Eliade untuk mengungkapkan fenomena di balik mitos pesugihan Gunung Kawi.
Kata kunci: Gunung Kawi, pesugihan, ritual, Mbah Jugo, Mbah Imam Sujono, etnis Tionghoa, Jumat Legi, Satu Suro (Muharam), filsafat Mircea Eliade.
Baca Selengkapnya . .

Selasa, 08 Januari 2013

PELANGGARAN HAM DI INDONESIA


(TELAAH DAN KRITIK PERSPEKTIF FILSAFAT THOMAS HOBBES)
Oleh: Nikolaus Ena


1.      Latar Belakang
tabloidjubi.co
     Sejarah perjalanan bangsa Indonesia telah mencatat banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu diantaranya persoalan ekonomi agama, politik pendidikan, terorisme, HAM, dll. Persoalan-persoalan itu tak terselesaikan secara baik dan benar. Adanya tumpang tindih persoalan yang satu di atas persoalan yang lainnya. Yang satu belum terselesaikan sudah ada persoalan yang baru. Hal ini menunjukkan lemah dan rapuhnya otoritas penguasa. Akibatnya, Hak Asasi Manusia turut terseret ke dalam jurang penindasan, perbudakan dan pemerasan serta perampokan. Kebebasan kodarti manusia dilucuti, ditelanjangi oleh manipulasi berbagai pihak dengan praktek yang tidak sehat.
       Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia itu. Hak semacam ini dalam Hobbes dikatakan hak kodrati. Hak ini tidak diberikan oleh kelompok masyarakat, tetapi karena martabatnya sebagai manusia. Hormat terhadap hak-hak asasi dilihat sebagai perwujudan konkret dan pengakuan istimewa atas martabat manusia yang patut dijunjung tinggi sebagai norma obyektif tingkah laku moral-politik dalam relasi. Hak ini melekat pada diri seseorang yang tak bisa diambil, diganyang dan dimanipulasi oleh siapapun. Sumber langsung dari Hak Asasi Manusia adalah martabat (nilai luhur). Dengan demikian, orang lain perlu menghormatinya, termasuk negera. Dalam Hobbes, hak istimewa menyerukan dengan jelas. Diskusi tentang HAM adalah diskusi tentang manusia dalam kodartnya. Kodrat yang dimaksud adalah the state of nature. Siapakah manusia dalam kondisi naturalnya. 
     Alasan pemilihan judul ini, karena didasarkan pada fenomena pelanggaran HAM di Indonesia yang menunjukkan negara tidak mengakui martabat manusia. Menjadi pertanyaan; Dimanakah kedudukan HAM sebagai hak, dimanakah universalitas dan relativitasnya.
Uraian berikut memberikan suatu pencerahan tentang pandangan Hobbes yang berkaitan dengan hak kodrat manusia yang pada dasarnya harus dijunjung tinggi. Namun dalam pelaksanaannya berbeda. Hak kodrat ini diselewengkan oleh orang dan golongan tertentu karena adanya kepentingan, seakan-akan negara ini hak milik perorangan atau kelompok tertentu. Supremasi hukum ditunggangbalikan oleh praktek uang. Hal ini menunjukkan kerapuhan dan lemahnya otoritas pemerintah.
Baca Selengkapnya . .

Rabu, 02 Januari 2013

ILIAS: PERTAUTAN CINTA, KEKUASAAN, DAN KEPAHLAWANAN


(ULASAN  SINGKAT MITOLOGI YUNANI)

Oleh: Klementius Ruslin



1.   Pengantar
Achilles_Triumphant (zenpundit.com)
Tulisan ini mengulas secara singkat mitologi Yunani yang berjudul “ILIAS.” Mitologi ini menceritakan kisah Perang Troya. Perang Troya  terjadi antara dua kerajaan Yunani kuno yakni Troya dan Akaia. Awalnya, kedua kerajaan ini hidup dalam nuansa kedamaian. Ada dan berdirinya kedua  kerajaan ini berkat kehendak dan restu dewa dan dewi. Mereka menghendaki kedua kerajaan ini hidup dalam ketentraman. Akan tetapi, ulah  mereka pulalah yang memicu permusuhan antara dua kerajaan ini. Akhirnya, terjadilah perang antara kedua kerajaan ini untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Baca Selengkapnya . .